Sapto Suhardiyo, Pemateri dari Dinkominfo sedang memberikan materi Anti Hoax kepada anggota Pramuka Penegak Kwarcab Purbalingga di Aula Sanggar Bhakti Pramuka, Minggu (8/4) |
Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Purbalingga bekerja sama dengan Kwartir Cabang (Kwarcab) Purbalingga selenggarakan penyuluhan anti Hoax. Penyuluhan tersebut diikuti oleh 3 perwakilan anggota penegak SMA/SMK se Kabupaten Purbalingga. Bertempat di Aula Sanggar Bhakti Pramuka Purbalingga, Minggu (8/4).
Salah satu pemateri dari Dinkominfo, Sapto Suhardiyo mengatakan bahwa perkembangan hoax khususnya di media online dan media sosial sudah memprihatinkan. Menurut Unesco, Indonesia urutan kedua dari bawah terkait dengan literasi dunia yakni minat baca sangat rendah. Ada 60 juta masyarakat mempunyai gadget dan urutan kelima sebagai negara tercerewet di media sosial di dunia.
“Sehingga dengan data tersebut dapat dipastikan hoax berkembang di Indonesia sangat pesat, untuk itu perlu adanya sosialisasi anti hoax kepada masyarakat terutama pemakai gadget yang rata-rata anak muda. Dengan adanya pemberian materi kepada anggota pramuka diharapkan dapat mencegah hoax berkembang di masyarakat,” kata Sapto kepada para anggota pramuka penegak.
Sapto mengatakan peran anggota pramuka penegak sangat penting guna menyebarkan virus anti hoax pada teman-temannya, keluarga dan lingkungannya. Yakni dengan mengkampanyekan dengan gerakan anti hoax dengan tidak mudah share berita atau informasi sebelum mengetahui fakta dan kebenarannya.
“Ada lima hal yang perlu diperhatikan sebelum share sebuah berita atau informasi pertama melihat judulnya, kalau hoax bersifat profokatif atau bombastis. Kedua mencermati alamat situs atau website yang ada. Ketiga apakah informasi itu fakta atau opini seseorang. Keempat mengecek keaslian foto, itu asli atau manipulasi foto. Kelima kalau memungkinkan mengikuti diskusi anti hoax yang ada di gruop media sosial,” katanya.
Sapto juga menambahkan ada berbagai cara mengecek gambar atau foto tersebut hoax atau bukan, yakni dengan menggunakan situs pencari seperti google image. Setelah gambar muncul di mesin pencarian akan terbuka di website, kemudian cermati website tersebut apakah termasuk website mencurigakan atau tidak.
“Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs yang mengklaim sebagai portal berita. Dari jumlah tersebut, yang sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi tak sampai 300 situs. Sehingga ada puluhan ribu situs yang berpotensi menyebarkan berita palsu di internet yang mesti diwaspadai,” tambahnya.
Untuk itu, Sapto berharap dengan adanya kegiatan kepramukaan tersebut berita atau informasi bersifat hoax bisa diminimalisir agar situasi dan kondisi masyarakat bisa stabil, aman dan nyaman. Perpecahan antar bangsa atas isu-isu SARA bisa ditangkal dengan semakin baiknya literasi masyarakat terkait bahaya provokasi hoax yang dihembuskan oleh orang-orang yang tidak bertangungjawab.
Pada kegiatan tersebut juga diisi dengan pemateri dari Polres Purbalingga terkait dengan kedisipinan berlalu lintas bagi pelajar. Kedisiplinan sangat penting agar kecelakaan berlalulintas bisa diminimalisir sehingga dampak kerugian baik materi dan korban jiwa bisa berkurang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar